Sabtu, 17 Maret 2018

Hai semua...

Udah lama banget aku nggak nge blog.

Well kenapa? Kenapa? Kenapa???

Kalian pasti tahu donk kalau sekarang udah banyak banget Social Media yang beredar kaya Instagram, tiktok, dll. Ya kali aku nggak berpindah hati dari bisa lihat update an terbaru dari oppa-oppa maupun gege-gege ganteng, sampai ngelihatin DIY,sama masak-masak. 😓

Yah cukup segitu lah ya basa-basinya.

Oh iya aku mau sedikit cerita nih...
Aku sekarang udah kuliah lho..... uweeeeeeeee~~~

Pas aku nulis ini aku udah semester 2 
Aku kuliah di UNS (UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA) 

Nggak tau Surakarta? Solo.. solo.. masa nggak tau solo sih? harus banget di jelasin solo mana?

Nah kalau peta kampus ku ini...


Tapi sayangnya peta UNS nggak nunjukin dimana Kantin MBOK JUM yang murah nya parah dan porsinya gilaaaa sih....😋

Terus pada nggak KEPO gitu aku ambil jurusan apa di Fakultas apa gitoohhh....

wkakaka.....


Aku dengan bangga mengatakan.....


jreng...jreng...jreng....


jreng... jreng... 


jreng...

SETELAH YANG SATU INI TETAP DI CATATAN SI PEMIMPI

Nggak deng bercanda...
Aku sekarang di UNS, Fakultas Ilmu Budaya, D3 Bahasa Mandarin....
uweeeeeee~~~~~~

Loh emang kamu chinesee? Emang ada basic mandarin? Susah nggak?

Bukan coy... aku bukan keturunan chinesee, nggak ada basic, dan ya kalau ngomong gampang ya nggak gampang kalau ngomong susah ya setiap ada usaha pasti ada jalan, gimana donk?


Well emang pertamanya bingung tapi ya lama-lama bisa kok

Di D3 Bahasa Mandarin UNS aku bener-bener diajari dari 0 (nol) dari yang bener-bener nggak tau hanzi sama pinyin jadi ngerti.... WOW AMAZING~ 

ini jujur dari dalem hati coy~ nggak dibuat-buat ~

TUGAS NYA GIMANA? SUSAH NGGAK?

nah itu buat masalah tugas sih menurutku maklum ya banyak ya kaya PRODI-PRODI yang lain juga
tugas nya itu enak kok nggak suruh buat makalah gitu... Intinya ya belajar Hanzi terus berbicaranya, pelafalanya, terus mendengarkan, dll.

Nggak cuman berkutat sama Hanzi dan Pinyin kita juga ada Bisnis, Guiding, dan materi diluar itu kok. 

Aseknya... break nya film-film, lagu-lagu dan yah banyak lageee...

banyak asiknya kok.

well segini dulu ya... 

Nanti kalau aku ada waktu luang... heleh~

Aku lanjutin lain waktu ya

bye bye










Selasa, 15 Maret 2016

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA


A.            PENGERTIAN DESA
Desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atao berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
1.      Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
2.      R. Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain
3.      Sutarjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat
4.      William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
5.      S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.
6.      Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a.       Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
b.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
c.       Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
7.      UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten
8.      UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
9.      UU no. 6 tahun 2014
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

B.     PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan”.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan, menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1.      Jumlah dan kepadatan penduduk
2.      Lingkungan hidup
3.      Mata pencaharian
4.      Corak kehidupan sosial
5.      Stratifiksi sosial
6.      Mobilitas sosial
7.      Pola interaksi sosial
8.      Solidaritas sosial
9.      Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.

C.     CIRI-CIRI DESA
Secara umum pedesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam.
b.      Pertanian sangat bergantung pada musim.
c.       Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
d.      Struktur perekonomian bersifat agraris.
e.       Hubungan antarmasyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat (gemmeinschaft).
f.        Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum informal.
g.       Norma agama dan hukum adat masih kuat.
Menurut Rouceck dan Warren ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut.
a.       Kelompok penduduk yang bermatapencaharian utama di daerah tertentu dan mempunyai peran yang cukup besar.
b.      Komunikasi keluarga terjalin secara langsung, mendalam, dan informal.
c.       Suatu kelompok dibentuk berdasarkan faktor geografis.
d.      Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.
e.       Mobilitas penduduk rendah, baik mobilitas yang bersifat horizontal (perpindahan tempat) maupun mobilitas sosial (status sosial).
f.        Keluarga di pedesaan yang masih tradisional memiliki banyak fungsi, khususnya sebagai unit ekonomi.
Menurut Dirjen Pembangunan Desa, wilayah pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Perbandingan tanah dengan manusia (man land ratio) yang besar.
b.      Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (agraris).
c.       Penduduknya masih bersifat tradisional.

D.    UNSUR-UNSUR DESA
Desa memiliki Unsur-unsur yang meliputi :

1. Wilayah
Wilayah adalah suatu tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktiflvitas, baik sosial, ekonomi maupun budaya. Wilayah meliputi tanah, lokasi, luas dan batas geografis setempat
2. Penduduk
Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya mengembangkan wilayah, penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja, perencana atau pelaksana sekaligus yang memanfaatkan segala potensi yang ada.
3. Tata kehidupan
Tata kehidupan meliputi semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Tata kehidupan masyarakat desa di tunjukan oleh adanya ikatan antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat di lihat dengan sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
E.     KLASIFIKASI DESA
Menurut aktivitasnya     :
1.      Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunan.
2.      Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.
3.      Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.
Menurut tingkat perkembangannya
Desa Swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:
1.      Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2.      Penduduknya jarang.
3.      Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4.      Bersifat tertutup.
5.      Masyarakat memegang teguh adat.
6.      Teknologi masih rendah.
7.      Sarana dan prasarana sangat kurang.
8.      Hubungan antarmanusia sangat erat.
9.      Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
Desa Swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah:
1.      Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
2.      Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
3.      Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat perekonomian.
4.      Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan prasarana lain.
5.      Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.

Desa Swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Ciri-ciri desa swasembada
1.      kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
2.      penduduknya padat-padat.
3.      tidak terikat dengan adat istiadat
4.      telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih maju dari desa lain.
5.      partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
F.      POTENSI DESA
Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1.      Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna
2.      Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan berkembang dan desa akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota.
G.    POLA SEBARAN DESA
Pola persebaran desa di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu:
1.      Pola Memanjang (linier).
Pola memanjang dibagi menjadi 4 yaitu:
a.       Pola yang mengikuti jalan. Pola desa yang terdapat di sebelah kiri dan kanan jalan raya atau jalan umum. Pola ini banyak terdapat di dataran rendah.
b.      Pola yang mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk sungai, umumnya terdapat di daerah pedalaman.
c.       Pola yang mengikuti rel kereta api. Pola ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera karena penduduknya mendekati fasilitas transportasi.
d.      Pola yang mengikuti pantai. Pada umumnya, pola desa seperti ini merupakan desa nelayan yang terletak di kawasan pantai yang landai.
Maksud dari pola memanjang atau linier adalah untuk mendekati prasarana transportasi seperti jalan dan sungai sehingga memudahkan untuk bepergian ke tempat lain jika ada keperluan. Di samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan jasa.
2.      Pola Desa Menyebar
Pola desa ini umumnya terdapat di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang berelief kasar. Pemukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan menyebar.
3.      Pola Desa Tersebar
Pola desa ini merupakan pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata. Pola desa seperti ini terdapat di daerah karst atau daerah berkapur. Keadaan topografinya sangat buruk.

H.    SISTEM PERHUBUNGAN DAN PENGANGKUTAN DESA
Sistem Perhubungan Maupun Pengangkutan di desa sangat tergantung atau ditentukan oleh faktor manusia, tata geografi, dan unsur letak. Atas kriteria ini tiap desa mempunyai tata geografi (geographical setting) serta usaha manusia (human efforts) yang berbeda, sehingga sangat berpengaruh terhadap jenis dan sistem perhubungan dan pengangkutan pada masing-masing desa.

1. Berdasarkan keadaan topografi desa
a) Desa yang wilayahnya datar
Pada aderah yang seperti ini sistem perhubungan atau pengangkutan dilakukan dengan gerobak, dokar, delman, mobil, truk (di Jawa). Dilakukan dengan feri, perahu atau getek jika wilayahnya dihubungkan dengan air.
b) Bentuk wilayah desa yang kasar atau berbukit
Pada kawasan ini sarana perhubungan dan angktan dapat dilakukan dengan kendaraan berat seperti truk, kuda dan pesawat terbang.

2. Berdasarkan unsur letak
Letak suatu desa :
a.       Pada umumnya menjauhi kota atau pusat pusat keramaian
b.      Perjalanan dari desa ke desa selalu menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati desa yang sunyi.
c.       Desa yang berdekatan dengan kota mempunyai kehidupan yang lebih baik daripada penduduk pedalaman.
d.      Pada tipe desa yang bergerombol dan terpencar, letak antara desa yang satu dengan yang lain agak berjauhan.
e.       Lingkungan geografinya kemungkinan terletak pada aderah dengan air tanah dangkal atau berada pada permukaan bumi yang kasar.

f.        Sarana perhubungan yang paling tepat untuk wilayah ini dengan kuda, dan kendaraan berat . (Dieng, Sarangan, Tawamangu).

Thanks banget atas info-infonya
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa
https://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dan-kota/ https://id.wikipedia.org/wiki/Desa http://desryanirawan.blogspot.co.id/2014/09/perbedaan-kota-dan-desa.html http://ghozaliq.com/2015/06/24/pengertian-desa-serta-kaitannya-dengan-pola-keruangan-sistem-perhubungan-dan-pengangkutan/ http://wahyuchaem.mywapblog.com/berikut-ciri-ciri-dan-unsur-unsur-desa.xhtml https://ronnytriasmara.wordpress.com/2012/11/21/ciri-ciri-desa/ http://andi-ais-creations.blogspot.co.id/2014/09/perbedaan-desa-dan-kota-andi-setiadi.html

Selasa, 24 Februari 2015

CERPEN "MUSIM SEMI PERMEN KARET" ROMANCE

MUSIM SEMI PERMEN KARET

           


 Ah, dingin sekali disini berbeda dengan di rumah.
            Tarian pena ku berhenti menggoreskan kata, berganti dengan tegang mencengkeram sampai ke pucuk jemari. Tanpa suara ujung pena yang beradu dengan kertas, mengisyaratkan bahwa akan ada seseorang yang datang. Tetapi kali ini berbeda, karena hati ini berdentam cukup hebat sehingga membuat aku sangat tak berdaya walaupun itu hanya sekedar menolehkan wajah.
 “Takara kau tak apa kan?”
 “Ehm..i..iya aku tak apa kok.”
            “Yakin nggak papa? Muka kamu pucet banget kayak gitu!”
            “Iya, aku nggak papa kok santai aja.”
        Kuhela nafas lega, seraya kembali menghadap coretan kerangka naskah drama yang terbengkalai. Perlahan segaris senyum samar muncul di bibirku ini. Dan pena di tanganku kembali menari lebih lincah lagi.
Tett…teettt..teettt..teettt…
            “Akhirnya pulang juga.” kubereskan peralatanku lalu pergi meninggalkan kelas.
“Takara tunggu!”
            “Ah, suara itu lagi. Kapan aku bisa tebebas dari belenggunya? Aku sudah terlalu lelah untuk bertemu dan berbicara dengan nya!” bicara ku perlahan karena hari ini aku sudah sangat lelah dan malas untuk ngapa-ngapain.
            “Jangan lupa ya besok kita akan ada acara.”
            “Oh.”
            “Jawaban mu singkat banget?”
            “Udah selesai ngomongnya? Aku capek!”
            Aku pergi ke tempat parkir sepeda motor dengan hati kesal karena selalu saja bertemu dengan orang yang aku sangat benci itu. Aku mulai muak, mengapa di setiap sudut sekolah ini aku akan selalu bertemu dengan nya. Ku kendarai sepeda motorku dengan kecepatan penuh dengan hati yang kesal gelisah dan tidak karuan ini. Yang aku fikirkan saat ini hanyalah aku harus segera sampai rumah karena hari telah sore.
***
            Tubuh ini terjatuh diatas kumpulan kapas yang empuk dan nyaman serta indra pengelihatan ini tak lupa menatap langit yang bertabur ribuan bahkan jutaan berlian. Ku ayunkan jari jemariku, ku tulis namanya diantara gemerlapnya bintang dan aku pun berharap dia melakukan hal yang sama dengan ku disana.
            Ku merindukan sosok itu, sosok yang selama ini mengisi ruang dalam hatiku. Ingin aku bertanya, ingin aku mencari dimana keberadaan nya saat ini. Jujur aku tak bisa melupakaan dia hingga saat ini.
            “Kak boleh masuk nggak?” seseorang membuka pintu kamarku perlahan.
            “Oh, miku. Masuk aja.”
            “Kakak kenapa? Sepertinya sedang sedih.”
            “Nggak, kakak nggak kenapa-kenapa.”
            “Kakak bohong, itu buktinya kakak nangis!”
            “Hah? Nggak kok, kakak cuman terlalu lelah. Yaudah ya kakak mau tidur dulu.”
            “Kak sudahlah jangan berbohong lagi. Aku tahu pasti kakak merindukan kak Daiki kan?”
            “Miku… kakak lelah, kakak mau istirahat.”
***
            Hari ini kelas tak seperti biasanya entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang hilang dari kelas ini. Sambil menunggu guru datang teman-teman membaca buku dan ada juga yang mengerjakan tugas. Sedangkan aku malah melanjutkan naskah dramaku sambil mengunyah permen karet. Entah kenapa aku masih merasakan keanehan yang terjadi dikelasku hari ini hingga ibu guru pun datang.
            “Selamat pagi anak-anak!”
            “Pagi bu…”
            “Hari ini siapa yang tidak masuk?”
“Hayate bu…” serentak teman-temanku menjawab
“Pantas saja hari ini ada yang berbeda, ternyata orang aneh itu nggak masuk.” Jawabku
“Ciiee… perhatian, cieee… ada yang jatuh cinta nih!”
“Enak aja, nggak lah masak aku suka sama orang aneh kayak dia? Mana udah sok baik, sok manis, sok pinter!”
“Jangan ngomong gitu. Nanti kamu suka lhoo… kana ada pepatah jawa bilang begini Yen gething kui mesti nyanding!”
“Huh… nggak akan. Seekali aku bilang nggak ya nggak!”
“Sudah-sudah cukup. Hayate nggak masuk sakit atau izin?”
“Izin bu… Biasa bu tugas negara ke luar kota. Maklum lah dia kan orang sibuk!”
“Oke kalau begitu kita mulai pelajaran nya ya!”
“Iya bu…”
Aku tak tau apa yang terjadi padaku hari ini rasanya sangat malas dan mengantuk. Ku letakan kepalaku sejenak di atas meja, berharap lelah ini akan segera hilang. Tak kusadaari pelajaran hari ini telah usai. Padahal tadi aku hanya berniat meletakan keepala sejenak supaya aku bisa lebih tenang.
“Takara kamu sepertinya nggak semangat hari ini?”
“Iya nih han, nggak tau kenapa dari tadi tu aku ngerasa capek.”
“Ra, aku mau nanya!”
“Nanya apa han?”
“Itu lho ra!”
“Itu apa?”
“Kamu beneran suka sama Hayate?”
“Ah? Apa? Hayate, nggak lah!”
“sssttt… jangan keras-keras nanti temen-temen tau.”
“Hana… mana mungkin aku  suka Hayate? Dia kan sukanya cari perhatian sana-sini. Apalagi kan dia jadi cowok idola di sekolah ini, mana mungkin aku berani suka sama dia?”
“Heh… aku tau kamu pasti suka hayate kan! Kelihatan kok dari sorotan matamu!”
“Jujur ya han, aku sendiri tu nggak tau gimana perasaanku saat ini. Disatu sisi aku merindukan Daiki yang sudah lama aku cintai. Tapii…”
“Tapi apa? Hah?”
“Tapi di satu sisi aku juga cinta sama Hayate!”
“Nah kan bener!”
“iya…iya… Tapi jangan bilang siapa siapa lho ya!”
“Iya… janji deh.”
“Han tapi aku bener-bener bingung sama perasaan ku ini.”
“Heh, nggak usah dipikir nanti kamu sakit lho!”
“Lebay kamu han! Masak cuman gara-gara mikir aku jadi sakit?”

***

           Musim pun silih berganti dari musim panas hingga musim dingin telah ku lewati. Sekarang adalah tanggal 21 Maret bertepatan dengan musim semi. Aku ingin sekedar berjalan-jalan menikmati indahnya bunga bermekaran di taman. Indahnya bunga yang bermekaran membuatku lupa waktu hingga aku lupa bahwa aku tidak boleh terlalu lelah. Badanku terasa lelah dan lemas.
Bruk…
           “Takara!!!”  Aku mendengar samar-samar ada yang berteriak memanggil namaku saat itu hingga akhirnya aku terbangun dengan rasa sakit dikepala ku. Jantungku berdentam cepat karena melihat sosok pria yang tidur dengan posisi duduk sambil menggenggam tangan ku erat. Ku gerakan tangan ku hingga laki-laki itu terbangun. Dan kagetnya lagi laki-laki itu adalah Hayate.
“Hah, aku dirumah sakit lagi!”
“Takara kau sudah sadar?”
“Menurut mu aku sudah sadar atau belum?”
“Hehe… Sudah!”
“Lepaskan genggamanmu!”
“Maaf… maaf… bukan maksudku lancang. Aku tadi sangat mengkhawatir kan mu.”
“Ya.”
“Takara.”
“Apa?”
“Aku boleh mengatakan sesuatu nggak?
“Boleh.”
“Ehm… Takara… Aku cinta kamu.”
“Hah? Cinta? Cinta apa?”
“Ya, aku cinta kamu. Aku ingin menjagamu dan meindungi mu selalu! Mau kah kamu menjadi kekasihku?” dia menggenggam tanganku erat.
“Maaf te, tapi aku nggak bisa, maaf ya.”
“Nggak papa kok, aku bisa mengerti.” Melepas genggaman nya.
“Kok kamu percaya gitu aja sih?”
“Maksud kamu?”
“Iya aku itu nggak bisa, Nggak bisa nolak kamu maksudnya!”
“Hah? Aku mimpi nggak ini?”
“Nggak!”

              Begitulah ceritaku, akhirnya aku sekarang menjadi kekasih Hayate. Dan kata-kata yang paling aku ingat adalah yen gething kuwi mesti nyanding yang artinya jika kita membenci orang dengan sangat berlebihan pasti kita akan berpasangan dengan orang itu. Maka jangan terlalu benci sama orang lain. Kalau misalnya kita nya jadi suka orang yang kita benci kan jadinya malah malu sendiri.
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com